Senin, 16 Maret 2009

APA ITU KUKURE?

Di tulisan saya sebelumnya, telah saya singgung sedikit mengenai cara pengolahan bulu babi yang sangat sederhana bagi masyarakat tomia. Seperti juga telah saya katakan bahwa mungkin belum ada istilah dan hasil olahan bulu babi tersebut dalam bahasa indonesia, sehingga saya akan terus menggunakan nama "KUKURE".

KUKURE (bahasa daerah WAKATOBI terutama bahasa Tomia) adalah sebutan dari hasil olahan bulu babi. Sedangkan proses pengolahannya disebut HE-KUKURE (he=membuat; bahasa Tomia/WAKATOBI) yang artinya membuat KUKURE.
KUKURE kebanyakan terbuat dari gonad/telur TIHE (bulu babi berduri pendek) karena proses penangkapan/pengambilan TIHE yang sangat simple dan tidak membahayakan. Walaupun demikian bukan berarti NE'E (bulu babi berduri panjang) tidak bisa diolah menjadi KUKURE. NE'Epun sebenarnya bisa diolah menjadi KUKURE tetapi karena proses penangkapan/pengambilannya yang cenderung sulit dan bisa membahayakan kalau tidak hati-hati, sehingga NE'E jarang di olah menjadi KUKURE. Disamping itu, sebelum membuat telur/gonadnya menajdi KUKURE terlebih dahulu harus membuang durinya, karena berbahaya bila terkena bagian tubuh manusia, berbeda dengan TIHE yang berduri pendek dan cenderung tidak membahayakan.

KAPAN MEMBUAT KUKURE???
Pada musim-musim tertentu, disepanjang pantai kepulauan TUKANG BESI atau WAKATOBI kita dapat menemukan banyak TIHE.
Pada musim inilah kebanyakan masayarakat Tomia dan masyarakat WAKATOBI pada umumnya membuat KUKURE (HE KUKURE). Walaupun tidak dapat saya pungkiri bahwa TIHE dan NE'E selalu ada di sepanjang pantai di kepulauan WAKATOBI. Tetapi untuk membuat satu (1) buah KUKURE diperkukan sekian ekor TIHE atau NE'E, mungkin bisa sampai 50 ekor TIHE bahkan lebih tergantung banyak tidaknya telur/gonad TIHE. Sehingga kebanyakan HE KUKURE di lakukan pada saat ada banyak TIHE.

CARA HE KUKURE (membuat KUKURE)
Pada umumnya masyarakat di kepulauan WAKATOBI membuat KUKURE pada saat air laut surut, di mana bisa dengan mudah mengumpulkan TIHE. TIHE dikumpulkan dengan menggunakan keranjang atau bakul dan di kumpulkan pada tempat yang kering di pantai. Setelah TIHE-TIHE dikumpulkan di salah tempat yang kering, kemudian dipilih salah satu ekor TIHE yang besar sesuai dengan selera atau banyak tidaknya TIHE, untuk di jadikan tempat menampung telur-telur TIHE lainnya (kita sebut saja wadah KUKURE). Wadah KUKURE yang di jadikan tempat menampung telur-telur TIHE lainnya ini digosok dibagian kepalanya untuk membuang duri sehingga nampak lebih rapi kemudian gigi TIHE di buka/dicongkel, sehingga akan berlobang pada bagian kepalanya sebagai tempat untuk memasukkan gonad-gonad telur TIHE lainnya. (Perlu di ketahui bahwa kepala TIHE berada di bawah termasuk giginya sedangkan lubang anusnya berada di atas ; gbr 1 : TIHE bertumpu pada kepalanya). Selanjutnya kotoran yang ada di dalam tubuh wadah KUKURE dikeluarakn dengan cara memegang wadah KUKURE dan menghempaskannya ke kiri dan kekanan tapi tidak terlepas dari genggaman tangan. Setelah itu wadah KUKURE ditengadahkan ke atas hingga bertumpu pada anusnya. Setelah di anggap bersih, maka proses selanjutnya adalah membelah/memotong TIHE-TIHE lainnya pada bagian kepala, kemudian membuang kotoran-kotoran yang ada di dalamnya. Lalu mengumpulkan telur-telur/gonad TIHE yang telah di belah tadi dengan jempol (kebiasaan yang sering dilakukan) atau dengan sendok makan.
Setelah itu di masukan ke dalam wadah KUKURE yang telah disiapkan tadi sampai penuh. Maka jadilah produk olahan yang namanya "KUKURE" (Gambar 2 di atas adalah telur/gonad TIHE dari satu ekor)

BAGAIMANA CARA MEMAKAN KUKURE???
Jarang atau bahkan tidak ada masyarakat kepulauan WAKATOBI yang memakan mentah KUKURE walaupun TIHEnya sendiri lebih sering dikonsumsi mentah daripada di bakar atau dikukus atau proses memasak lainnya.
KUKURE dapat diproses lebih lanjut dengan cara di goreng, dikukus atau di bakar (tapi jangan sampai gosong) dan siap untuk disantap..........!!! Hmmmm enaknya..........

Dapat di makan sebagai sebagai lauk....karena kandungan proteinnya yang tinggi dan nikmatnya luar biasa....!!!
Anda mau mencoba.....???? Silahkan Kunjungi atau Berkunjung Ke "TAMAN LAUT NASIONAL WAKATOBI"

Selasa, 03 Maret 2009

BULU BABI (TIHE & NE'E) BAGI MASYARAKAT WAKATOBI


Mendengar namanya "Bulu Babi" terkadang orang mengartikan secara harafiah yaitu bulunya babi, padahal tidak ada hubungannya sama sekali dengan hewan berkaki empat tersebut. Jangankan masyarakat perkotaan yang tidak kenal dengan dunia perikanan, Seorang Sarjana Perikanan pun belum tentu mengetahui binatang yang termasuk biota perikanan dan mempunyai nilai ekonomis penting karena kandungan proteinnya yang tinggi.

Banyak orang yang menulis tentang bulu babi ini baik di blog-blog maupun berita iptek. Sebut saja Agus Kurnia, seorang staff pengajar pada Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara. Baca tulisannya : Meraup-Yen-dengan-Memelihara-Bulu-Babi atau Nita : nginjek-bulu-babi-setelah-bisulan.html yang menceritakan tentang sakitnya menginjak bulu babi, atau di blogs Titis Widiatmoko : bulu-babi dan diberita KOMPAS : news/0311/25/163940

Ada beberapa jenis bulu babi. Ada yang berduri pendek dan panjang. Pada umumnya Bulu Babi yang berduri pendek tidak berbahaya kalau terinjak kaki walaupun sedikit terasa sakit, tetapi bulu babi yang berduri panjang, cenderung lebih sakit bahkan bisa terjadi infeksi atau kaki yang terkena bulu babi akan membengkak untuk beberapa hari.

Warna bulu babi ini juga bermacam-macam. Sayang, saya belum punya koleksi gambar bulu babi ini. Beberapa gambar yang ada di blog ini saya dapat dari browsing dan blog-blog orang lain. Insya Allah kalau saya pulang kampung (TOMIA) akan saya perbaharui tulisan ini.
Bulu babi berduri pendek (gambar 1 di atas) lebih dikenal dengan nama TIHE (bahasa
Tomia; juga bahasa daerah pulau lainnya di Kepulauan Wakatobi - Sulawesi Tenggara) atau NE'E (sebutan untuk bulu babi berduri panjang; gambar 2 di atas) merupakan makanan bagi sebagian besar masyarakat kepulauan tersebut. Bulu babi, baik yang berduri pendek (
TIHE) ataupun berduri panjang (NE'E) dapat di makan mentah.

Apanya yang di makan??? Tentulah isi didalamnya. Bulu babi baik yang berduri panjang maupun pendek mempunyai sekumpulan telur/gonad
berbentuk bintang segi 5 yang menempel didalam cangkang induknya mengikuti bentuk tubuh bulu babi.
Gambar nomor 3 di atas adalah salah satu contoh telur/gonad bulu babi berduri panjang (
NE'E). Sayang, cara membuka isi/telurnya sangatlah berantakan, beda dengan masyarakat WAKATOBI yang terbiasa bahkan bisa di kategorikan ahli dalam mengambil telur/gonad bulu babi ini.

Bagi Masyarakat WAKATOBI, ada semacam pengolahan bulu babi yang sangat sederhana yang disebut HE KUKURE (belum ada istilah atau sebutan untuk pengolahan ini dalam bahasa indonesia). Hasil pengolahan bulu babi tersebut di sebut
KUKURE. Ikuti tulisan saya selanjutnya : APA ITU KUKURE?